Saya baik, saya
sehat,
Kata-kata
itu muncul di kotak chat akun
facebook, acap kali saya menanyakan kabar Heru Kesawa Murti.
Insan
teater tidak asing dengan seniman bernama lengkap Adrianus Heru Kesawa Murti
ini. Ia adalah salah satu pendiri Teater Gandrik Yogyakarta. Beberapa naskah lakon
karya almarhum kerap dipakai kelompok-kelompok teater lain untuk produksi
pementasan. Salah satunya adalah lakon berjudul “Buruk Muka Cermin Dibelah.” Nama
beliau juga dikenal sebagai tokoh Pak Bina dalam sinetron berbahasa Jawa
"Mbangun Desa" di TVRI Yogyakarta dari tahun 1988 sampai 2008.
13 April
“Apa kabar Pak Heru? Lama tidak on line?”
13 April
“Saya baik, saya sehat. Iya Mas. Hari ini ada
waktu buat on line, langsung saya
gunakan sebaik-baiknya.”
Jawaban
yang sederhana dan menyiratkan makna akan ucapan syukur, optimis, serta kesungguhannya
dalam memanfaatkan waktu.
Seperti Kemarin
Entah,
karena kesibukan, atau apa, waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa sudah
setahun, tanpa terasa sudah dua tahun. Tanpa terasa anak sudah besar. Anda
mungkin baru sadar bahwa rambut sudah memutih. Tahu-tahu gigi-gigi mulai
tanggal. Tahu-tahu sudah hampir pensiun. Rasanya seperti baru kemarin melakukan
sesuatu. Rasanya seperti baru kemarin anak lahir. Tahu-tahu sudah besar.
Tahu-tahu sudah sekolah. Tahu-tahu sudah remaja, punya pacar. Tahu-tahu, anak
Anda sudah menikah, sungkem di bawah kaki Anda. Tahu-tahu Anda punya cucu.
Marion E. Haynes dalam
“Manajemen Waktu” memberikan tips manajemen waktu, yakni membuat daftar dan
menentukan prioritas sasaran mingguan, membuat daftar “to do” harian, dan
menentukan prioritas, mencurahkan perhatian utama pada prioritas A, menangani
setiap tugas sekali, serta terus menerus bertanya, “bagaimana cara terbaik
menggunakan waktu saya sekarang? Dan Kerjakan!!
Manajemen waktu tidak melulu bicara
kuantitas kepada suatu aktivitas, melain kualitas menggunakan waktu yang terbagi
selama 24 jam itu. Salah seorang teman sempat mengatakan, jika diukur dengan
waktu, tujuan hidup manusia itu adalah mati. Masalahnya adalah, bagaimana kita
mempertanggungjawabkan kesempatan waktu yang telah disediakan oleh Pemberi Hidup
kepada kita? Seberapa berkualitaskah waktu kita hidup? Kualitas dan kesetiaan
Heru Kesawa Murti terhadap seni peran yang digelutinya terwujud lewat sejumlah
karyanya. Tapi waktu yang diberikan Pemberi Hidup hanya sampai pada siang hari
tanggal 1 Agustus 2011. Waktu yang terbaik, dan maksimal dalam pengabdiannya,
juga waktu untuk mensyukuri atas kesempatan hidup yang diberikan Pemberi Hidup.
Seperti chating terakhir saya
dengannya, beberapa hari setelah saya baca cerpennya di Kedaulatan Rakyat, 5
Juni 2011 berjudul “Lantai
Lima”.
17
Juni
Abednego Afriadi
“Apa kabar Pak heru? Semoga sehat”
17
Juni
Heru Kesawa Murti
“Baik saya, Mas. Saya sehat. Di mana
sekarang? Di Solo atau di mana?”
0 Response to "Saya baik, Saya sehat (Manajemen Waktu)"
Post a Comment